Kemacetan Jakarta memang mengerikan, namun akhir-akhir ini kondisinya semakin tak tertahankan. Begitu banyaknya proyek infrastruktur dijalanan dan sambung-menyambung menjadi satu seakan tak ada habisnya. Contohnya di daerah Mampang, begitu selesai dengan proyek jalan layang untuk busway yang membuat semua orang bernafas lega karena jalanan menjadi relatif bersih, kini harus dibikin sewot dengan pekerjaan underpass yang baru dimulai. Adik saya yang tinggal di kawasan tersebut, minggu lalu sudah berkeluh-kesah dengan kondisi ini. Tanpa ada pekerjaan di jalan saja kawasan Mampang sudah tobat macetnya dan kini dengan aneka proyek tak terbayangkan keadaannya.
Selain proyek infrastruktur yang seakan tak ada jeda, pengguna jalan sering dibikin emosi jiwa dengan aneka galian yang seringkali muncul bak siluman. Lokasinya pun berpindah-pindah dan instansi yang melakukan bermacam-macam mulai dari listrik, air, gas, galian untuk fiber optic dan aneka galian lain yang sesuka hati mereka lakukan. Galian seperti ini memakan separuh jalan sendiri dan menimbulkan kemacetan panjang. Lucunya, hari ini galian dilakukan oleh satu instansi, ketika telah selesai maka lokasi tersebut digali lagi oleh instansi lainnya. Mengapa mereka tidak saling berkoordinasi satu sama lain untuk mengerjakan di lokasi yang sama dan waktu yang sama? Sepertinya hanya Tuhan yang tahu jawabannya.
Selain proyek infrastruktur yang seakan tak ada jeda, pengguna jalan sering dibikin emosi jiwa dengan aneka galian yang seringkali muncul bak siluman. Lokasinya pun berpindah-pindah dan instansi yang melakukan bermacam-macam mulai dari listrik, air, gas, galian untuk fiber optic dan aneka galian lain yang sesuka hati mereka lakukan. Galian seperti ini memakan separuh jalan sendiri dan menimbulkan kemacetan panjang. Lucunya, hari ini galian dilakukan oleh satu instansi, ketika telah selesai maka lokasi tersebut digali lagi oleh instansi lainnya. Mengapa mereka tidak saling berkoordinasi satu sama lain untuk mengerjakan di lokasi yang sama dan waktu yang sama? Sepertinya hanya Tuhan yang tahu jawabannya.
Klik untuk baca selanjutnya...
0 comments:
Post a Comment